
Model berpose di samping mobil Toyota Yaris pada pameran mobil di Indonesia International Motor Show (VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)
TOYOTA - Pabrikan otomotif yang kerap dituding sebagai penyumbang terbesar
polusi terus membenahi diri dengan membuat produk-produk ramah
lingkungan. Tak hanya dalam proses pembakaran bahan bakar, perusahaan
juga berlomba menggunakan suku cadang yang ramah lingkungan.
Toyota salah satunya, pabrikan asal Jepang itu menyadari pentingnya menjaga lingkungan untuk masa depan, terutama pencemaran lingkungan yang dihasilkan oleh limbah kendaraan. Karena itu Toyota menerapkan teknologi Green Workshop di setiap jaringan bengkel resmi.
Limbah aki misalnya, di mana pabrikan lain aki bekas menjadi sampah, di Toyota aki bekas tidak langsung dibuang tapi diolah untuk memperkecil dampak pencemaran lingkungan. Limbah aki bekas yang terdiri dari timah dan box plastik ini didaur ulang. Timah dibakar dengan rotary furnace dan menghasilkan batang logam dan hasilnya dijual kembali. Sedangkan box plastik diolah dengan cara dipecah dan dicuci. Bungkus yang sudah bersih kemudian dijual ke pabrik-pabrik non-makanan untuk diproses kembali.
"Program Green Toyota tidak hanya mampu mengolah limbah, tapi juga memberikan tambahan pada limbah sehingga dapat dimanfaatkan kembali," kata Direktur Toyota Astra Motor Joko Trisanyoto di booth Toyota, JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Jumat 28 September 2012.
Adanya Toyota Green Workshop, kata Joko, Toyota berharap masalah pencemaran lingkungan dapat berkurang sehingga hidup bisa lebih sehat.
Toyota Green Workshop sendiri telah dilakukan di empat dealer dengan standarisasi fasilitas, antara lain Auto 2000, New Ratna Motor, Hadji Kalla, dan Hasjrat Abadi.
Adapun fasilitas pendukung pengurangan pencemaran udara, di antaranya Exhaust Muffler --alat untuk mencegah keracunan dan pencemaran akibat gas buang, serta alat uji emisi yang digunakan untuk memastikan semua kendaraan yang diperbaiki memiliki emisi gas buang di bawah ambang batas.
Selain itu, ada juga tempat penyimpanan Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) seperti pengelompokan sampah yang sudah terkontaminasi, pengolahan air, serta tempat pengolahan yang disebabkan oleh oli.
Toyota salah satunya, pabrikan asal Jepang itu menyadari pentingnya menjaga lingkungan untuk masa depan, terutama pencemaran lingkungan yang dihasilkan oleh limbah kendaraan. Karena itu Toyota menerapkan teknologi Green Workshop di setiap jaringan bengkel resmi.
Limbah aki misalnya, di mana pabrikan lain aki bekas menjadi sampah, di Toyota aki bekas tidak langsung dibuang tapi diolah untuk memperkecil dampak pencemaran lingkungan. Limbah aki bekas yang terdiri dari timah dan box plastik ini didaur ulang. Timah dibakar dengan rotary furnace dan menghasilkan batang logam dan hasilnya dijual kembali. Sedangkan box plastik diolah dengan cara dipecah dan dicuci. Bungkus yang sudah bersih kemudian dijual ke pabrik-pabrik non-makanan untuk diproses kembali.
"Program Green Toyota tidak hanya mampu mengolah limbah, tapi juga memberikan tambahan pada limbah sehingga dapat dimanfaatkan kembali," kata Direktur Toyota Astra Motor Joko Trisanyoto di booth Toyota, JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Jumat 28 September 2012.
Adanya Toyota Green Workshop, kata Joko, Toyota berharap masalah pencemaran lingkungan dapat berkurang sehingga hidup bisa lebih sehat.
Toyota Green Workshop sendiri telah dilakukan di empat dealer dengan standarisasi fasilitas, antara lain Auto 2000, New Ratna Motor, Hadji Kalla, dan Hasjrat Abadi.
Adapun fasilitas pendukung pengurangan pencemaran udara, di antaranya Exhaust Muffler --alat untuk mencegah keracunan dan pencemaran akibat gas buang, serta alat uji emisi yang digunakan untuk memastikan semua kendaraan yang diperbaiki memiliki emisi gas buang di bawah ambang batas.
Selain itu, ada juga tempat penyimpanan Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) seperti pengelompokan sampah yang sudah terkontaminasi, pengolahan air, serta tempat pengolahan yang disebabkan oleh oli.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar